Sabtu, 20 Maret 2010

KONSEP BLUM

Menurut Henry L Blum sehat dipengaruhi oleh beberapa hal,
  1. Lingkungan
  2. Gaya hidup
  3. Pelayanan kesehatan
  4. Populasi
Keempat faktor itu saling keterkaitan oleh faktor yang lain seperti yang ada pada diagram diatas.

Lingkungan sendiri berhubungan dengan SDA dan keseimbangan ekonomi,
maksudnya ialah dalam lingkungan tidak terlepas oleh dua faktor tersebut. Jika terjadi bencana alam maka SDA/lingkungan ikut rusak, jika banyak akan banyak juga fasilitas hidup ini yang rusak/tidak dapat dipergunakan secara tepat. Misalnya saja saat terjadi tanah longsor maka bukan hanya bangunan yang banyak rusak akan tetapi juga mengakibatkan masyarakat sulit untuk mendapat air bersih, karena daerah yang terkena bencana itu adalah lingkungan orang tidak mampu maka masyarakat sekitar tidak mampu untuk membeli air bersih jadi mereka menggunakan air keruh untuk kebutuhan sehari-hari. Dengan menggunakan air keruh/kotor maka dengan cepat penularan bakteri maupun virus sehingga adanya bencana alam sangat identik dengan serangan penyakit terhadap masyarakat yang terkena bencana alam.
Masyarakat yang satu dengan yang lain dari segi ekonomi tidak seimbang maka tidak akan sama pula gaya hidup mereka. Misalnya saja orang yang kaya memiliki gaya hidup yang baik dengan memperhatikan makanan yang dimakan, lingkungan tempat tinggal dsb, dilihat dari gaya hidup ini maka dapat dilihat mereka akan jarang terserang penyakit. Sedang untuk orang/masyarkat yang kurang mampu gaya hidup mereka apa adanya, jangankan untuk menjaga makanan dengan empat sehat lima sempurna mereka bisa makan saja sudah beruntung, untuk tempat tinggal dapat mempertahankan hidup dengan makanan yang adanya saja sudah beruntung jadi dapat tidur nyenyak saja sudah cukup tanpa memperhatikan lingkungan/tempat tinggal. Dengan keadaan yang demikian maka tidak heran jika banyak mereka yang terserang penyakit.
Orang kaya pun tidak luput dari penyakit jika gaya hidupnya tidak baik hanya menikuti kepuasan individunya. Misalnya saja suka minum minuman keras mengkonsumsi obat-obatan terlarang atau untuk lebih mudahnya saja mereka senang memakan makanan cepat saji padahal di dalamnya banyak unsur yang tidak baik untuk kesehatan. Orang yang terlalu sibuk bekerja sehingga istirahatnya tidak teratur, untik memenuhi kebutuhan badannya mereka sering mengkonsumsi obat-obat untuk menambah stamina. Beberapa kegiatan yang mungkin kita lakukan seperti: berolah raga, tidur, merokok, minum, dll. Apabila kita mengembangkan kebiasaan yang bagus dari sejak awal, hal tersebut berpengaruh positif terhadap kesehatan tubuh. Sekali-kali atau dalam batas-batas tertentu untuk waktu yang lebih lama, kita bebas melakukan kebiasaan-kebiasaan harian. Namun, bagaimanapun juga sikap yang tidak berlebihan merupakan suatu keharusan agar benar-benar sehat. Tubuh kita memerlukan tidur, olah raga, dan rutinitas yang sehat dalam jumlah tertentu untuk mempertahankan kesejahteraannya.
Pelayanan kesehatan yang banyak jauh dari baik juga dapat mempengaruhi kesehatan manusia. Misalnya saja karena terkendala dana suatu puskesmas hanya memberi pelayanan apa adanya, padahal untuk mengobati orang yang sedang sakit harus bisa memberikan fasilitas kesehatan yang baik pula. Karena kepuasan individu dan sistem kebudayaan yang kurang baik maka pelayanan kesehatan juga kurang baik. Ada orang yang kurang mampu berobat kesuatu puskesmas karena adanya kedua faktor tersebut maka pelayannya kurang baik. Penderita tersebut hanya diberi obat yang tergolong murah saja karena dari segi finansial orang tersebut tidak mampu.
Faktor yang mempengaruhi kualitas pelayanan:
a. Konsumen yang mengharapkan nilai ekuivalen antara biaya yang dikeluarkan dan produk
atau jasa yang diterima;
b. Kualitas harus merefleksikan keseimbangan antara ekspektasi dan tangung jawab;
c. Pengukuran 3 (tiga) elemen sebagai gambaran kualitas pelayanan, yaitu:
(1) Elemen sistem yang terstruktur sebagai fondasi.
Case Studi: Rancangan Peraturan Daerah Tentang Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Swasta
Drh. Wiku Adisasmito, MSc, PhD 9
(2) Proses yang pasti dalam menyediakan pelayanan.
(3) Outcome proses pelayanan kesehatan harus dapat ditentukan dampaknya
untuk jangka panjang.
d. Outcome pelayanan;
e. Penentuan struktur, proses, dan outcome;
f. Akreditasi pemberi pelayanan kesehatan dapat memenuhi standar yang kompetitif dalam
kualitas dan nilai.
Menurut WHO, elemen kualitas meliputi:
a. Penerima pelayanan (pendidikan, sosio-ekonomi, rural atau urban)
b. Pemberi Pelayanan (sistem, organisasi, kultur, politisi, pelatihan)
c. Teknologi (efek samping, keamanan)
Faktor yang mempengaruhi sakit juga dapat timbul dari kepercayaan atau budaya, misalnya Berikut ini contoh persepsi masyarakat tentang penyakit malaria, yang saat ini masih ada di beberapa daerah pedesaan di Papua (Irian Jaya). Makanan pokok penduduk Papua adalah sagu yang tumbuh di daerah rawa-rawa. Selain rawa-rawa, tidak jauh dari mereka tinggal terdapat hutan lebat. Penduduk desa tersebut beranggapan bahwa hutan itu milik penguasa gaib yang dapat menghukum setiap orang yang melanggar ketentuannya. Pelanggaran dapat berupa menebang, membabat hutan untuk tanah pertanian, dan lain-lain akan diganjar hukuman berupa penyakit dengan gejala demam tinggi, menggigil, dan muntah. Penyakit tersebut dapat sembuh dengan cara minta ampun kepada penguasa hutan, kemudian memetik daun dari pohon tertentu, dibuat ramuan untuk di minum dan dioleskan ke seluruh tubuh penderita. Dalam beberapa hari penderita akan sembuh. Pada sebagian penduduk Pulau Jawa, dulu penderita demam sangat tinggi diobati dengan cara menyiram air di malam hari. Air yang telah diberi ramuan dan jampi-jampi oleh dukun dan pemuka masyarakat yang disegani digunakan sebagai obat malaria. Sudah dapat dilihat jelas proses penyembuhan itu kurang baik atau bahkan dapat membahayakan bagi kesehatan si penderita.
Sebagian besar dari seluruh penduduk dunia merupakan petani, buruh tani dan orang yang sebagian pendapatannya berasal dari bercocok tanam. Karena kebutuhan akan laha besar. Petani Indonesia, di luar sektor perkebunan, ialah petani kecil dengan luas lahan yang sempit. Rata-rata luas lahan kurang dari 0,5 hektar tiap petani. Karena pertumbuhan jumlah penduduk petani bertambamakin kecil. Makin banyak pula petani yang tidak mempunyai lahan Keadaan ini menyebabkan meningkatnya tekanan penduduk terhadap lahan. Kebutuhan sandang pangan meningkat sedang lahan untuk menghasilkan itu semua semakin sedikit karena pertumbuhan penduduk/populasi yang besar sehingga harga bahan kebutuhan pokok meninggkat membuat para masyarakat kurang mampu semakin mereka semakin tidak sehat pola hidupnya.
Masalah lain yang kita hadapi sebagai akibat bertambahnya penduduk ialah kebutuhan akan rumah yang sehat, saat ini banyak rumah yang besarnya hanya beberapa meter persegi saja, tingginya satu meter, terbuat dari plastik dan menempel pada tembok halaman orang Ada pula yang penduduk bermukim di bawahjembatan. Tempat pemukiman yang demikian tentulah tidak manusiawi. Rumah itu tidak mempunyai jamban, sumber air bersih dan tempat pembuangan sampah. Kebiasaan di desa untuk membuang air besar di mana- mana dilakukan pula di sini. Tetapi daurulang sampah jarang dilakukan di kota. Akibatnya sampah atau limbah lingkungan meningkat volumenya. Pelayanan sanitasi di banyak kota tidak bertambah, atau bahkan menurun karena adanya kerusakan saluran pembuangan. Misalnya di kebanyakan kota saluran pembuangan jumlahnya tidak bertambah. Yang ada itu pun sebagian mengalami kerusakan. Sumber air yang tercemar limbah menyebabkan epidemi penyakit yang ditularkan oleh hewan juga mudah terjadi, misalnya demam berdarah yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti. Jarak terbang nyamuk ini tidak jauh. Tetapi, bila kepadatan penduduknya tinggi, di dalam radius terbangnya nyamuk itu akan menemukan banyak orang yang dapat digigitnya. Selain itu kebiasaan untuk membuang sampah di mana-mana, antara lain kaleng bekas yang berisi air setelah hujan, telah menciptakan banyaK tempat untuk berkembang-biaknya nyamuk ini. Dengan naiknya kepadatanpenduduk berarti jumlah orang per satuan luas bertambah.Karena itu jumlah produksi limbah per satuan luas jg bertambah. Dapat pula dikatakan di daerah dengan kepadatan penduduk yang tinggi, terjadi konsentrasi produksi limbah.Pencemaran limbah domestik mempunyai banyak akibat buruk. Yang paling ringan ialah menurunnya keindahan lingkungan. Penurunan keindahan itu sering diikuti oleh bau busuk. Penurunan keindahan itu akan mengganggu peruntukan sumberdaya untuk pariwisata.



Daftar Rujukan

1.Konsep Sehat, Sakit dan Penyakit
dalam Konteks Sosial Budaya
Sunanti Z. Soejoeti
Pusat Penelitian Ekologi Kesehatan, Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan
Departemen Kesehatan RI, Jakarta

2.Kesehatan Lingkungan
Dr. Irwin Aras
IKM/IKK FK-UNHAS

3.Pengaruh Kepadatan Populasi Manusia Terhadap Lingkungan
Novi Andriani
Ps : p. Biologi (reguler)

4.Rancangan peraturan daerah tentang penyelenggaraan pelayanan kesehatan swasta
Drh. Wiku adisasmito, MSc, PhD
Fakultas kesehatan masyarakat
Universitas indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar